LAKU KASAMPURNAN MANUNGGAL KINANTENAN SARWO MIJIL

Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Forum rules
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Post Reply
Jaka Trabas
Posts: 7
Joined: Wed Apr 30, 2008 10:18 pm

LAKU KASAMPURNAN MANUNGGAL KINANTENAN SARWO MIJIL

Post by Jaka Trabas »

LAKU KASAMPURNAN MANUNGGAL
KINANTENAN SARWO MIJIL



Bahwa Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil, memerlukan sarana berupa “Laku Pangumbahing Rogo”.
a. Laku Pangumbahing Rogo: SABAR, NARIMO, NGALAH, TRESNO WELAS ASIH MARANG OPO LAN SOPO WAE, DAN IKHLAS.
b. KUNCI, yaitu untuk membuka “Rogo Lapis Pitu”, (tujuh lapis raga), supaya kita benar-benar bisa merasakan Urip di dalam diri kita. Ada pun Rogo Lapis Pitu adalah:
1. Rambut
2. Kulit
3. Daging
4. Otot (termasuk saraf, otak)
5. Balung (segala tulang-belulang)
6. Sungsum
7. Getih/Darah (segala cairan tubuh, 70% tubuh kita adalah cairan)
Tujuh lapis tubuh kita tersebut, semuanya ngunci. Semua menyembah, dalam arti tunduk, menurut dan akan selalu menuruti segala karsanya Urip. Jadi: Rambut, Kulit, Daging, Otot, Balung, Sungsum, Getih, kabeh nyembah marang Urip (ke 7 “tujuh” lapis Raga, semuanya menyembah kepada Urip). Jadi jangan kebalik; di sinilah letak kesalahan besar yang pertama dan banyak dilakukan orang.

Romo Semono, mendapatkan KUNCI itu satu huruf demi satu huruf (huruf Jawa), oleh beliau kemudian ditulis dalam sebuah tulang. Hingga sampai lengkap setelah 25 tahun. Apakah hal yang sampai demikian itu, sesuatu yang sepele atau bisa disepelekan, bisa dijadikan mainan, othak-athik gathuk?
Tidak sedikit yang masih menganggap dan memperlakukan KUNCI sebagai semacam rapal, amalan, mantera, mel, karena KUNCI sangat ampuh. Padahal “membaca” KUNCI, dengan patrap menyembah, mempunyai arti dan makna tersendiri, yaitu: Rambut, Kulit, Daging, Otot, (saraf termasuk otak), Balung, Sungsum, Getih (semua cairan tubuh), jadi seluruh Raga (termasuk pikiran) MENYEMBAH Urip. Artinya setiap saat siap untuk tunduk sepenuhnya, akan selalu nurut lan nuruti segalaa karsanya Urip (Ingsun). Jelas kiranya, apa sebenarnya yang dikatakan “MOCO” KUNCI itu. Jadi bukan sekadar asal “menyebutkan” unen-unen KUNCI baik dalam hati/rasa saja.
Moco KUNCI, berarti Rogo seluruhnya (termasuk pikiran) menyembah kepada Urip dan BERJANJI kepada Urip, akan selalu nurut lan nuruti, segala kehendak atau karsanya Urip (Ingsun). Maka jelas kiranya, kalau ditanya; Apakah sudah benar-benar mengerti KUNCI? Maka tidak mudah menjawabnya, bukan? Mengerti dalam hal ini, artinya sudah benar-benar menghayati dan mengamalkan, “Nglakoni”. Nglakoni Ragane mung tansah nurut lan nuruti karsane Urip (Ingsun). Dadi raga ngetut obahe Urip. Dalam hal ini, artinya; penyerahan diri secara total raganya kepada Urip. Bukan raga yang nuntun Urip, tetapi Urip nuntun raga. Raga yang dituntun melalui KUNCI telah berjanji akan selalu nurut dan nuruti segala karsanya Urip.
Jelas pula jadinya, kalau suatu saat kita dikatakan KUNCI-nya belum benar, belum pas dan semacamnya. Itu tidak berarti kata-katanya yang salah, atau cara membacanya salah. Maksudnya adalah; “rogonya sedang mbalelo, sedang selak dan ingkar janji kepada Urip, karena sedang nuruti kemauan raga bukan karsanya Urip (Ingsun).
Selanjutnya, Apakah tetap mau dan bertekad menggunakan KUNCI yang sebenarnya? Urut-urutan atau tahapan Moco KUNCI:
1. Hafalkan dulu kata-kata KUNCI dengan baik dan benar. Termasuk ucapannya (unine).
GUSTI INGKANG MOHO SUCI, KULO NYUWUN PANGAPURO DHUMATENG GUSTI INGKANG MOHO SUCI;
SIROLAH, DATOLAH, SIPATOLAH;
KULO SEJATINE SATRIO/WANITO;
NYUWUN WICAKSONO;
NYUWUN PANGUWOSO;
KANGGE TUMINDAKE SATRIO/WANITO SEJATI;
KULO NYUWUN KANGGE ANYIRNAKAKE TUMINDAK INGKANG LUPUT.

Seluruh kata-kata KUNCI, tidak perlu diartikan dan tidak perlu pula mengerti. Yang penting, setelah hafal bisa dirasakan.

2. Kalau sudah hafal, dengan sikap patrap, MENYEMBAH (ingat, menyembah artinya tunduk dan berjanji akan selalu nurut lan nuruti karsane Urip). KUNCI dibaca 7 kali (KUNCI kaping pitu) artinya 7 (tujuh) unsure raga semuanya tunduk, pasrah, dan berjanji akan selalu nurut lan nuruti karsane Urip, agar rogo dituntun oleh Urip.
Rasakan betul, rasakan sungguh-sungguh. Hal ini dilakukan setiap saat bisa melakukan, sampai benar-benar keberadaan Urip dalam raga kita bisa setiap saat kita rasakan. Perlu kalau setiap saat ada gerak (getar)-nya Urip yang harus diikuti, raga tahu dan selalu siap melaksanakannya.
BAGAIMANA? Apakah siap dan memang bertekad terus? Berani benar-benar berjanji kepada Urip, mau selalu dan senantiasa, setiap saat, dalam keadaan yang bagaimanapun, apapun resiko dan konsekuensinya, tanpa menghitung-hitung, tanpa membanding-bandingkan dengan akan-pikiran (angen-angen), budi-pekerti dan poncodriyo, siap nurut lan nuruti segala karsane Urip. Tidak terpengaruh oleh apapun dan siapaun.
Nah, siapa bilang Laku Kasampurnan itu mudah? Baru KUNCI saja sudah demikian.
Kalau Anda kebetulan yang berpendirian lain tentang KUNCI dan MOCO KUNCI, itu hak asasi Anda?
Salam Rahayu.
BondTruss
Posts: 1
Joined: Sun Nov 21, 2021 9:42 pm

Re: LAKU KASAMPURNAN MANUNGGAL KINANTENAN SARWO MIJIL

Post by BondTruss »

Terimakasih sudah mengingatkan kembali.
Post Reply