MEMELIHARA SEMANGAT HIDUP BERKETUHANAN YANG MAHA ESA

Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Forum rules
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Post Reply
ssuhartono
Posts: 71
Joined: Mon Apr 14, 2008 5:08 pm

MEMELIHARA SEMANGAT HIDUP BERKETUHANAN YANG MAHA ESA

Post by ssuhartono »

MEMELIHARA SEMANGAT
HIDUP BERKETUHANAN YANG MAHA ESA

( TMII, MALEM HANGGORO KASIH, 26-27 FEBRUARI 2007)
Pendahuluan

Berbicara masalah hidup berketuhanan ada dua golongan manusia dalam memandang hal ini. Yang pertama golongan yang mempercayai kehidupan berlanjut sesudah kematian (life after death) dan golongan kedua adalah yang menganggap kematian adalah akhir segalanya, tidak ada apa-apa lagi.

Golongan kedua itu yang sering mengungkapkan ”hidup cuma sekali harus dipuas-puasin”. Kan belum ada orang mati hidup lagi dan cerita surga-neraka. Inilah awal timbulnya hedonisme. Apa yang menguntungkan, memuaskannya, menyenangkan diriku, itu yang baik dan benar. Kalau tidak menguntungkan, tidak menyenangkan, tidak memuaskan diriku, itu tidak baik dan tidak benar. Orang yang begini kalau hidup di negara seperti Indonesia akan berkedok beragama atau berkepercayaan. Bahkan bisa tampil sebagai “tokoh” dengan mengandalkan uangnya.

Ini sering menyulitkan usaha memelihara semangat hidup berketuhanan. Tidak ada Tokoh Anutan, ajaran tidak jelas, hubungan satu sama lain sangat lepas.

Golongan Pertama yang bisa diajak bersama memelihara, bahkan meningkatkan semangat hidup berketuhanan.
Semangat Hidup Berketuhanan

Untuk mau Hidup Berketuhanan, Pertama harus percaya bahwa Tuhan itu ada. Kedua percaya bahwa sesudah mati hidup berlanjut dan jauh lebih lama dibanding hidup di dunia. Ketiga, adalah paling enak kalau bisa manunggal dengan Gusti (Tuhan)

Memelihara semangat hidup berketuhanan sangat sulit dilakukan sendirian, karena mudah terkena erosi gelombang besar global, konsumerisme, individualisme dengan segala sifat ikutannya.


Memelihara Semangat Hidup Berketuhanan

Kita berbicara di Jabodetabek dulu. Kalau berhasil tentu akan ditiru daerah - daerah (bangsa kita masih dihinggapi latah sosial).

Dan apabila Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME bersedia berperan-serta dalam memelihara dan meningkatkan semangat hidup berketuhanan di kalangan para penghayat kepercayaan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu :

1. Direktorat membentuk satgas
2. Tiap organisasi kepercayaan tentu punya ajaran, punya anggota dan punya hari tertentu untuk berkumpul bersama
3. Satgas datang untuk menilai dengan cermat suasana, hubungan antar anggota, ajaran yang dikemukakan, baik yang dikemukakan yang ular-ular maupun tanya-jawab anggotanya. Usia yang hadir kebanyakan berapa dll
4. Dll

Dari situ bisa dipilih beberapa orang yang penampilannya meyakinkan, bicaranya enak, ditambah beberapa sesepuh/pinisepuh lain. Jadi satu team.

Team ini dibimbing Direktorat menghimpun dari ajaran manapun khusus tentang memperbaiki diri, hubungan seseorang dengan alam, dengan sesama manusia, bagaimana menyiapkan diri agar bisa dihubungkan Tuhan kalau dikehendakiNYA. Bagaimana mempertajam rasa/ hati nurani agar tidak hanya dikuasai logika dan rasio.

Team ini ditampilkan secara teratur, misalnya tiap malem Hanggoro Kasih dan hari hari besar. Peserta yang hadir bisa berdialog dengan team Kalau Bisa dilakukan siaran langsung melalui radio.

Dengan langkah langkah tersebut diharapkan para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME yang selama ini banyak yang tidak berani menampilkan diri menjadi lebih bersemangat lagi dalam memelihara dan meningkatkan semangat hidup berketuhanan. Diharapkan juga secara berangsur-angsur masyarakat dapat lebih mengerti bagaimana sebenarnya penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME.

Demikian urun kami yang sedang sakit, sehingga pasti banyak kekurangan kelemahan, dan kesalahannya. Mohon maaf.
Rahayu.

Jakarta, 26 Februari 2007
Dr. Wahyono Raharjo GSW, MBA
Post Reply