Sabdo GUYUB RUKUN
Forum rules
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
-
- Posts: 10
- Joined: Thu Sep 18, 2008 3:28 pm
Sabdo GUYUB RUKUN
Sambutan Pinisepuh Paguyuban Penghayat Kapribaden
Dalam peringatan Sabdo Guyub Rukun Tahun 2009
MENYONGSONG ERA BARU PUTRO ROMO
DENGAN MEREALISASIKAN SABDO GUYUB RUKUN
Para kadhang Putro Romo yang saya tresnani,
Memperingati Sabdo Guyub Rukun, maka kita perlu mengingat latar belakang tumurunnya Sabdo tersebut. Secara singkat pada saat itu, dimulai saat ROMO Herucokro Semono paring Sabdo yang ditulis dengan huruf jawa (Sabdo Honocoroko) pada tanggal 29 April 1978 yang berbunyi “Romo mangestoni Putro Putro kudu ngakoni Putro Romo ”. Lalu Romo Semono paring “Tongkat Komando Galih Kelor” kepada Bp. Dr. Wahyono Raharjo GSW, MBA (Alm) dan Ibu Hartini Wahyono (sarimbit) disertai dawuh untuk membentuk paguyuban. Sejak saat itu ada beberapa Putro yang tidak bisa menerima hal tersebut lalu mulai memfitnah Dr. Wahyono sehingga para Putro terpecah dan saling curiga. Melihat kondisi tersebut, Dr. Wahyono kemudian mengembalikan “tongkat komando galih kelor” kepada Romo, tetapi ditolak oleh Romo dengan mengatakan bahwa itu sudah dikehendaki oleh Moho Suci jadi tidak bisa dikembalikan. Akhirnya dengan nyuwun pangestu dari Romo, Dr. Wahyono bersedia melaksanakan dawuh tersebut dengan segala konsekuensinya termasuk difitnah oleh para kadhangnya sendiri.
Untuk melaksanakan dawuh dan atas persetujuan Romo, maka kemudian dibentuklah Paguyuban Penghayat Kapribaden, dimana Romo Semono sendiri sebagai pendirinya. Adapun tujuan keberadaan Paguyuban Penghayat Kapribaden, adalah sebagai sarana/wadah bagi “raganya Putro” bukan “uripnya Putro” untuk melestarikan kemurnian Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil (paringan ROMO Herucokro Semono) sekaligus sebagai sarana/wadah untuk saling asah asuh asih agar terjalin keguyub-rukunan Putro Putro Romo.
Sampai kemudian pada tanggal 25 Desember 1978 (8 bulan kemudian), saat Putro-putro sedang berkumpul di Purworejo, ROMO Herucokro Semono paring SABDO GUYUB RUKUN. Putro-putro yang sowan, didawuhi/diperintah untuk “Guyub Rukun bali koyo winginane” (Guyub Rukun kembali seperti sebelumnya). Sing ora gelem guyub rukun dipasrahake kanjeng ibu, tegese dadi mayit (yang tidak mau guyub rukun dipasrahkan kepada kanjeng ibu -bumi-, artinya jadi mayat).
Dalam Sabdo Guyub Rukun itu Romo juga memberikan penjelasan bahwa Putro-Putro didawuhi kumpul-kumpul nang endi wae sing jembar papane waton iklas olehe nyuguhi wedhang mengko ROMO sing tanggung. Untuk mewujudkan dawuh diatas sudah jelas sekali bahwa Romo tidak membenarkan Putro-Putro menyendiri, dengan dalih apapun. Lebih-lebih Romo pernah memberi petunjuk bahwa Putro-Putro tidak boleh hanya bersatu, tetapi harus menyatu. Guyub Rukun kekadhangan itu bukan grudak-gruduk kesana kemari bersama-sama, tetapi RANTE RINANTENE ROSO (menyatunya rasa) antara kadhang yang satu dengan yang lain.
Kita harus berani mengakui bahwa berat sekali melaksanakan Sabdo Guyub Rukun, karena nyatanya sampai dengan saat ini masih ada Putro Romo/kelompok Putro Romo yang masih belum bisa rukun dan masih suka golek benere dhewe-dhewe, bahkan masih ada yang tidak mau kumpul-kumpul dengan berbagai dalih. Tetapi apabila kita telah percaya dan memilih laku sebagai Putro ROMO dalam nggayuh kasampurnaning urip (mencapai kasampurnan hidup), maka tidak ada jalan lain, kita wajib melaksanakan dan mewujudkan sabdo-sabdo ROMO, termasuk Sabdo Guyub Rukun.
Oleh karena itu, kepada seluruh kadhang Putro ROMO Herucokro Semono, baik kadhang lama maupun kadhang baru, saya menghimbau :
1. Marilah kita wujudkan Sabdo-sabdo ROMO termasuk Sabdo Guyub Rukun agar Putro-Putro Guyub Rukun bali koyo winginane (guyub rukun kembali seperti sebelumnya). Marilah kita hapuskan kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, perbedaan pendapat dan tafsir serta perselisihan-perselisihan yang pernah terjadi diantara para kadhang selama ini. Marilah kita tidak lagi memikirkan maupun membicarakan masa lalu dan bersedia menjadi kadhang-kadhang baru yang bertekad untuk melaksanakan Sabdo Guyub Rukun.
2. Marilah kita melihat kenyataanya saat ini, bahwa keberadaan Paguyuban Penghayat Kapribaden yang telah sah secara hukum di Indonesia, ternyata makin dirasakan manfaatnya oleh Putro Putro Romo dimanapun berada. Apalagi dengan kemajuan teknologi informasi internet, maka keberadaan Paguyuban semakin diketahui secara luas sehingga dapat memberikan informasi-informasi mengenai wulang wuruk Romo Herucokro Semono dan memberikan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman menjalani Laku (gosok ginosok) tanpa batas ruang dan waktu, serta telah dapat mempertemukan para kadhang Putro Romo dari berbagai daerah dan berbagai belahan dunia. Semua itu dilakukan oleh Paguyuban Penghayat Kapribaden sebagai upaya untuk melestarikan Laku Kasampurnan.
3. Marilah kita menyiapkan diri untuk menghadapi segala tantangan dalam melaksanakan Sabdho Guyub Rukun, baik tantangan dari diri sendiri, yaitu melawan EGO/keakuan kita masing-masing, maupun tantangan dari luar (pihak2 yang tidak suka). Hadapi semua tantangan dengan tekad menjalani laku kasampurnan dengan sungguh-sungguh sehingga kita pantas menjadi Putro Romo sesuai kekudangannya.
MENGAKHIRI SAMBUTAN SAYA INI, MAKA SAYA BERHARAP, AGAR SELURUH PUTRO ROMO BERSEDIA MEMBUKA DIRI UNTUK SALING MENERIMA DAN MENYATUKAN RASA UNTUK MENYONGSONG ERA BARU PUTRO ROMO DENGAN MEREALISASIKAN SABDO GUYUB RUKUN, SEHINGGA KEGUYUB-RUKUNAN PARA PUTRO ROMO DAPAT DIRASAKAN SECARA NYATA OLEH PARA KADHANG PUTRO ROMO SENDIRI, DAN BAGI MASYARAKAT DISEKITARNYA -DIMANAPUN PUTRO-PUTRO ROMO BERADA- KARENA PUTRO ROMO PANTAS MENJADI PANUTAN DAN MAHANANI TENTERAM.
TEGUH RAHAYU SELAMET
Jakarta, 24 malam 25 Desember 2009
Ttd
Hartini Wahyono
Dalam peringatan Sabdo Guyub Rukun Tahun 2009
MENYONGSONG ERA BARU PUTRO ROMO
DENGAN MEREALISASIKAN SABDO GUYUB RUKUN
Para kadhang Putro Romo yang saya tresnani,
Memperingati Sabdo Guyub Rukun, maka kita perlu mengingat latar belakang tumurunnya Sabdo tersebut. Secara singkat pada saat itu, dimulai saat ROMO Herucokro Semono paring Sabdo yang ditulis dengan huruf jawa (Sabdo Honocoroko) pada tanggal 29 April 1978 yang berbunyi “Romo mangestoni Putro Putro kudu ngakoni Putro Romo ”. Lalu Romo Semono paring “Tongkat Komando Galih Kelor” kepada Bp. Dr. Wahyono Raharjo GSW, MBA (Alm) dan Ibu Hartini Wahyono (sarimbit) disertai dawuh untuk membentuk paguyuban. Sejak saat itu ada beberapa Putro yang tidak bisa menerima hal tersebut lalu mulai memfitnah Dr. Wahyono sehingga para Putro terpecah dan saling curiga. Melihat kondisi tersebut, Dr. Wahyono kemudian mengembalikan “tongkat komando galih kelor” kepada Romo, tetapi ditolak oleh Romo dengan mengatakan bahwa itu sudah dikehendaki oleh Moho Suci jadi tidak bisa dikembalikan. Akhirnya dengan nyuwun pangestu dari Romo, Dr. Wahyono bersedia melaksanakan dawuh tersebut dengan segala konsekuensinya termasuk difitnah oleh para kadhangnya sendiri.
Untuk melaksanakan dawuh dan atas persetujuan Romo, maka kemudian dibentuklah Paguyuban Penghayat Kapribaden, dimana Romo Semono sendiri sebagai pendirinya. Adapun tujuan keberadaan Paguyuban Penghayat Kapribaden, adalah sebagai sarana/wadah bagi “raganya Putro” bukan “uripnya Putro” untuk melestarikan kemurnian Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil (paringan ROMO Herucokro Semono) sekaligus sebagai sarana/wadah untuk saling asah asuh asih agar terjalin keguyub-rukunan Putro Putro Romo.
Sampai kemudian pada tanggal 25 Desember 1978 (8 bulan kemudian), saat Putro-putro sedang berkumpul di Purworejo, ROMO Herucokro Semono paring SABDO GUYUB RUKUN. Putro-putro yang sowan, didawuhi/diperintah untuk “Guyub Rukun bali koyo winginane” (Guyub Rukun kembali seperti sebelumnya). Sing ora gelem guyub rukun dipasrahake kanjeng ibu, tegese dadi mayit (yang tidak mau guyub rukun dipasrahkan kepada kanjeng ibu -bumi-, artinya jadi mayat).
Dalam Sabdo Guyub Rukun itu Romo juga memberikan penjelasan bahwa Putro-Putro didawuhi kumpul-kumpul nang endi wae sing jembar papane waton iklas olehe nyuguhi wedhang mengko ROMO sing tanggung. Untuk mewujudkan dawuh diatas sudah jelas sekali bahwa Romo tidak membenarkan Putro-Putro menyendiri, dengan dalih apapun. Lebih-lebih Romo pernah memberi petunjuk bahwa Putro-Putro tidak boleh hanya bersatu, tetapi harus menyatu. Guyub Rukun kekadhangan itu bukan grudak-gruduk kesana kemari bersama-sama, tetapi RANTE RINANTENE ROSO (menyatunya rasa) antara kadhang yang satu dengan yang lain.
Kita harus berani mengakui bahwa berat sekali melaksanakan Sabdo Guyub Rukun, karena nyatanya sampai dengan saat ini masih ada Putro Romo/kelompok Putro Romo yang masih belum bisa rukun dan masih suka golek benere dhewe-dhewe, bahkan masih ada yang tidak mau kumpul-kumpul dengan berbagai dalih. Tetapi apabila kita telah percaya dan memilih laku sebagai Putro ROMO dalam nggayuh kasampurnaning urip (mencapai kasampurnan hidup), maka tidak ada jalan lain, kita wajib melaksanakan dan mewujudkan sabdo-sabdo ROMO, termasuk Sabdo Guyub Rukun.
Oleh karena itu, kepada seluruh kadhang Putro ROMO Herucokro Semono, baik kadhang lama maupun kadhang baru, saya menghimbau :
1. Marilah kita wujudkan Sabdo-sabdo ROMO termasuk Sabdo Guyub Rukun agar Putro-Putro Guyub Rukun bali koyo winginane (guyub rukun kembali seperti sebelumnya). Marilah kita hapuskan kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa, perbedaan pendapat dan tafsir serta perselisihan-perselisihan yang pernah terjadi diantara para kadhang selama ini. Marilah kita tidak lagi memikirkan maupun membicarakan masa lalu dan bersedia menjadi kadhang-kadhang baru yang bertekad untuk melaksanakan Sabdo Guyub Rukun.
2. Marilah kita melihat kenyataanya saat ini, bahwa keberadaan Paguyuban Penghayat Kapribaden yang telah sah secara hukum di Indonesia, ternyata makin dirasakan manfaatnya oleh Putro Putro Romo dimanapun berada. Apalagi dengan kemajuan teknologi informasi internet, maka keberadaan Paguyuban semakin diketahui secara luas sehingga dapat memberikan informasi-informasi mengenai wulang wuruk Romo Herucokro Semono dan memberikan kesempatan untuk saling berbagi pengalaman menjalani Laku (gosok ginosok) tanpa batas ruang dan waktu, serta telah dapat mempertemukan para kadhang Putro Romo dari berbagai daerah dan berbagai belahan dunia. Semua itu dilakukan oleh Paguyuban Penghayat Kapribaden sebagai upaya untuk melestarikan Laku Kasampurnan.
3. Marilah kita menyiapkan diri untuk menghadapi segala tantangan dalam melaksanakan Sabdho Guyub Rukun, baik tantangan dari diri sendiri, yaitu melawan EGO/keakuan kita masing-masing, maupun tantangan dari luar (pihak2 yang tidak suka). Hadapi semua tantangan dengan tekad menjalani laku kasampurnan dengan sungguh-sungguh sehingga kita pantas menjadi Putro Romo sesuai kekudangannya.
MENGAKHIRI SAMBUTAN SAYA INI, MAKA SAYA BERHARAP, AGAR SELURUH PUTRO ROMO BERSEDIA MEMBUKA DIRI UNTUK SALING MENERIMA DAN MENYATUKAN RASA UNTUK MENYONGSONG ERA BARU PUTRO ROMO DENGAN MEREALISASIKAN SABDO GUYUB RUKUN, SEHINGGA KEGUYUB-RUKUNAN PARA PUTRO ROMO DAPAT DIRASAKAN SECARA NYATA OLEH PARA KADHANG PUTRO ROMO SENDIRI, DAN BAGI MASYARAKAT DISEKITARNYA -DIMANAPUN PUTRO-PUTRO ROMO BERADA- KARENA PUTRO ROMO PANTAS MENJADI PANUTAN DAN MAHANANI TENTERAM.
TEGUH RAHAYU SELAMET
Jakarta, 24 malam 25 Desember 2009
Ttd
Hartini Wahyono
-
- Site Admin
- Posts: 8
- Joined: Tue Feb 26, 2008 1:48 pm
- Contact:
Peringatan 33 Th Sabdo Guyub Rukun
Jakarta, 13 Desember 2011
Kepada Yth.
Abdhi kekadhangan/Pengurus Kapribaden
Dan warga Kapribaden
Di seluruh Indonesia
Perihal : Peringatan 33 Th Sabdo Guyub Rukun
Salam kekadhangan, Rahayu.
Menutup tahun 2011, marilah kita merenungkan kegiatan-kegiatan yang telah kita lakukan sepanjang tahun 2011 yang istimewa ini. Seperti yang pernah kami sampaikan ketika peringatan 55 Tahun Turunnya Wahyu Panca Gaib pada tanggal 13 malam 14 Nopember 2010 bahwa mulai saat itu sampai setahun mendatang kita akan mengalami peringatan hari hari penting yang istimewa sehingga kita sering menyebut sebagai tahun kembar. Peringatan hari hari penting tersebut adalah :
1. Peringatan 55 th Turunnya Wahyu Panca Gaib (13 malam 14 Nopember 2010).
2. Tahun 2011 atau disingkat 11 sebagai tahun Masehi saat ini.
3. Peringatan 33 th Sabdo Romo Herucokro Semono, tgl 29 April 2011.
4. Peringatan 33 th berdirinya Paguyuban Penghayat Kapribaden, tgl 30 Juli 2011.
5. Peringatan 66 th Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 2011.
6. Tanggal 11-11-11 melaksanakan dawuh pagelaran wayang "Togog Mlaku Mundur“ di Sasana Hinggil Yogyakarta.
7. Peringatan 33 th Sabdo Guyub Rukun, tanggal 25 Desember 2011.
Sungguh sebuah kesempatan yang sangat langka dan mungkin tidak akan kita alami lagi di sisa usia kita. Maka untuk menutup tahun kembar ini, dan mengawali tahun 2012 dengan semangat baru yang positif, marilah kita peringati Sabdo Guyub Rukun di daerah masing-masing pada tanggal 25 Desember 2011 (diperingati pada tgl 24 malam 25 Des atau pada tanggal 25 Des). Terlampir kami sertakan pesan/tulisan dari Pinisepuh Ibu Hartini Wahyono. Semoga dengan keguyub-rukunan Putro Romo di seluruh Indonesia dapat mewujudkan kembalinya kejayaan bangsa Indonesia.
Selamat melaksanakan sabdo-sabdo Romo Herucokro Semono, semoga mendapatkan pepadhang, pangayoman dan katentreman. Teguh Rahayu Slamet.
PENGURUS PUSAT
PAGUYUBAN PENGHAYAT KAPRIBADEN
Kepada Yth.
Abdhi kekadhangan/Pengurus Kapribaden
Dan warga Kapribaden
Di seluruh Indonesia
Perihal : Peringatan 33 Th Sabdo Guyub Rukun
Salam kekadhangan, Rahayu.
Menutup tahun 2011, marilah kita merenungkan kegiatan-kegiatan yang telah kita lakukan sepanjang tahun 2011 yang istimewa ini. Seperti yang pernah kami sampaikan ketika peringatan 55 Tahun Turunnya Wahyu Panca Gaib pada tanggal 13 malam 14 Nopember 2010 bahwa mulai saat itu sampai setahun mendatang kita akan mengalami peringatan hari hari penting yang istimewa sehingga kita sering menyebut sebagai tahun kembar. Peringatan hari hari penting tersebut adalah :
1. Peringatan 55 th Turunnya Wahyu Panca Gaib (13 malam 14 Nopember 2010).
2. Tahun 2011 atau disingkat 11 sebagai tahun Masehi saat ini.
3. Peringatan 33 th Sabdo Romo Herucokro Semono, tgl 29 April 2011.
4. Peringatan 33 th berdirinya Paguyuban Penghayat Kapribaden, tgl 30 Juli 2011.
5. Peringatan 66 th Kemerdekaan Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 2011.
6. Tanggal 11-11-11 melaksanakan dawuh pagelaran wayang "Togog Mlaku Mundur“ di Sasana Hinggil Yogyakarta.
7. Peringatan 33 th Sabdo Guyub Rukun, tanggal 25 Desember 2011.
Sungguh sebuah kesempatan yang sangat langka dan mungkin tidak akan kita alami lagi di sisa usia kita. Maka untuk menutup tahun kembar ini, dan mengawali tahun 2012 dengan semangat baru yang positif, marilah kita peringati Sabdo Guyub Rukun di daerah masing-masing pada tanggal 25 Desember 2011 (diperingati pada tgl 24 malam 25 Des atau pada tanggal 25 Des). Terlampir kami sertakan pesan/tulisan dari Pinisepuh Ibu Hartini Wahyono. Semoga dengan keguyub-rukunan Putro Romo di seluruh Indonesia dapat mewujudkan kembalinya kejayaan bangsa Indonesia.
Selamat melaksanakan sabdo-sabdo Romo Herucokro Semono, semoga mendapatkan pepadhang, pangayoman dan katentreman. Teguh Rahayu Slamet.
PENGURUS PUSAT
PAGUYUBAN PENGHAYAT KAPRIBADEN
-
- Site Admin
- Posts: 8
- Joined: Tue Feb 26, 2008 1:48 pm
- Contact:
Sambutan Pinisepuh Kapribaden pada 33 Th Sabdo Guyub Rukun
Sambutan Pinisepuh Kapribaden
Pada peringatan 33 Th Sabdo Guyub Rukun
25 Desember 2011
------------------------------------------------------
Salam Kekadhangan, Rahayu.
Kadhang-kadhang yang saya tresnani, setelah setahun terakhir ini kita sebagai Putro Romo disibukkan dengan tugas untuk melaksanakan dawuh pagelaran wayang “Togog Mlaku Mundur” berserta syaratnya untuk membawa wayang Togog dan Bokor kencono ke 6 negara yang pernah menjajah tanah air Indonesia, maka saat ini kita dapat bernafas lega karena telah dapat melaksanakannya. Tentu saja ini semua berkat keguyub-rukunan dan keiklasan para kadhang Putro Romo dalam melaksanakan dawuh Romo Herucokro Semono bagi kemakmuran, kesejateraan dan kedamaian (kejayaan) bangsa Indonesia.
Terlaksananya dawuh tersebut setelah 32 tahun sebetulnya dapat membuktikan bahwa keguyub-rukunan Putro-Putro Romo pasti akan mewujudkan suatu karya besar yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Walaupun kita ketahui bahwa pelaksanaan dawuh pagelaran wayang Togog Mlaku Mundur di Sasana Hinggil Yogyakarta tanggal 11 Nopember 2011 yang lalu belum didukung sepenuhnya oleh seluruh Putro Romo yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Namun kenyataannya walau hanya sebagian Putro Romo yang mendukung, dengan iklas, tetapi ternyata keguyub-rukunan itu direstui oleh Gusti Ingkang Moho Suci sehingga diperkenankan untuk melaksanakan dawuh tersebut.
Pengalaman diatas hendaklah menjadi cermin bagi kita semua, bahwa apa yang pernah menjadi sabdo maupun dawuh dari Romo Herucokro Semono bagi seluruh Putro memang harus diwujudkan agar tercapainya ketentraman pribadi dan ketentraman dunia di sekitar kita. Bisa dibayangkan apabila seluruh Putro Romo di Indonesia mau guyub rukun rante rinante rasanya, maka tidak mustahil kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian (kejayaan) bangsa Indonesia akan segera terwujud.
Setelah pagelaran wayang Togog Mlaku Mundur, banyak yang kemudian bertanya-tanya bagaimana kelanjutannya? Apa tanda kembalinya kejayaan Indonesia?
Maka pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa kembalinya kejayaan Indonesia tidak begitu saja langsung terjadi. Sebagai Putro Romo tentunya kita tahu bahwa segala sesuatu itu harus melalui proses yang wajar dan alamiah. Dan pagelaran wayang Togog Mlaku Mundur adalah sebuah langkah awal.
Langkah awal yang didasari dengan keguyub-rukunan inilah yang harus dilanjutkan oleh seluruh Putro Romo agar dapat berperan serta dalam mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia.
Kalau kadhang2 yang menyaksikan wayangan lakon Togog Mlaku Mundur yang diwayangkan oleh kadhang Sudigno Dono Pranoto sebagai dalang di Sasana Hinggil Yogyakarta yang lalu, maka disana kita saksikan bahwa generasi Pandawa dan generasi Kurawa sudah tidak keluar, sudah habis disebabkan perang saudara yang berkepanjangan dan hebat yang disebut perang Barata Yuda. Perang besar yang berebut kekuasaan, berebut kekayaan, berebut benar, beradu kekuatan, kesaktian, kawaskitan yang pada akhirnya merugikan bahkan memusnahkan semuanya.
Jaman sudah berubah tinggalkan sifat-sifat buruk diatas, jalani hidup era baru, ciptakan kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian untuk semua, sukur kalau punya visi sebagai Putro Romo hidup tenteram di dunia mencapai kasampurnan jati pada saatnya.
Inti dalam pagelaran wayang tersebut diceritakan bahwa Kerajaan Sebrang selalu menemui kegagalan. Togog sebagai abdi di kerajaan sebrang sakit hati karena nasehatnya tidak pernah didengar oleh Raja Sebrang, bahkan selalu dihina oleh Raja Sebrang. Maka Togog yang marah lalu mengundurkan diri sebagai abdi dan meninggalkan kerajaan sebrang. Kepergian Togog membawa Bokor Kencono (lambang kejayaan) untuk dikembalikan kepada yang berhak. Menyadari keterbatasan dirinya untuk mencari siapa yang berhak maka Bokor Kencono diserahkan kepada Sang Hyang Tunggal (Tuhan YME). Dan oleh Sang Hyang Tunggal Bokor Kencono tersebut kemudian diserahkan kepada Semar yang menghadap Sang Hyang Tunggal. Oleh Semar kemudian Bokor Kencono tersebut diserahkan kepada yang berhak yaitu Parikesit. Seperti diketahui bahwa Parikesit adalah cucu Arjuna yang kemudian menjadi Raja Astina yang dapat mengembalikan kejayaan kerajaan Astina dan Amarta.
Saya minta warga Kapribaden siap menjadi Parikesit-Parikesit Kapribaden, Parikesit-Parikesit bangsa Indonesia yang mau mendengarkan dan mengikuti petunjuk Urip/Hidupnya, untuk berperan aktif dalam mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia.
Para kadhang Kapribaden yang saya tresnani,
Pada peringatan sabdo guyub rukun kali ini saya tak ingin berpanjang lebar menceritakan sejarah adanya sabdo guyub rukun. Kepada pengurus saya persilahkan untuk mencari file dari tahun-tahun yang lalu atau boleh dibacakan lagi sambutan saya untuk peringatan sabdo guyub rukun tahun 2009, karena isinya masih sangat relevan untuk disampaikan terutama himbauan2 saya di paragraph terakhir.
Kepada seluruh Putro Romo terutama generasi muda, teruslah menimba ilmu pengetahuan dan tekunlah menjalani Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil (Laku Kapribaden), agar kelak menjadi Putro-Putro Romo yang dapat membangun kembali kejayaan bangsa Indonesia. Rahayu…Rahayu…Rahayu…
Jakarta, Desember 2011
Hartini Wahyono
Pada peringatan 33 Th Sabdo Guyub Rukun
25 Desember 2011
------------------------------------------------------
Salam Kekadhangan, Rahayu.
Kadhang-kadhang yang saya tresnani, setelah setahun terakhir ini kita sebagai Putro Romo disibukkan dengan tugas untuk melaksanakan dawuh pagelaran wayang “Togog Mlaku Mundur” berserta syaratnya untuk membawa wayang Togog dan Bokor kencono ke 6 negara yang pernah menjajah tanah air Indonesia, maka saat ini kita dapat bernafas lega karena telah dapat melaksanakannya. Tentu saja ini semua berkat keguyub-rukunan dan keiklasan para kadhang Putro Romo dalam melaksanakan dawuh Romo Herucokro Semono bagi kemakmuran, kesejateraan dan kedamaian (kejayaan) bangsa Indonesia.
Terlaksananya dawuh tersebut setelah 32 tahun sebetulnya dapat membuktikan bahwa keguyub-rukunan Putro-Putro Romo pasti akan mewujudkan suatu karya besar yang mungkin tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Walaupun kita ketahui bahwa pelaksanaan dawuh pagelaran wayang Togog Mlaku Mundur di Sasana Hinggil Yogyakarta tanggal 11 Nopember 2011 yang lalu belum didukung sepenuhnya oleh seluruh Putro Romo yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Namun kenyataannya walau hanya sebagian Putro Romo yang mendukung, dengan iklas, tetapi ternyata keguyub-rukunan itu direstui oleh Gusti Ingkang Moho Suci sehingga diperkenankan untuk melaksanakan dawuh tersebut.
Pengalaman diatas hendaklah menjadi cermin bagi kita semua, bahwa apa yang pernah menjadi sabdo maupun dawuh dari Romo Herucokro Semono bagi seluruh Putro memang harus diwujudkan agar tercapainya ketentraman pribadi dan ketentraman dunia di sekitar kita. Bisa dibayangkan apabila seluruh Putro Romo di Indonesia mau guyub rukun rante rinante rasanya, maka tidak mustahil kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian (kejayaan) bangsa Indonesia akan segera terwujud.
Setelah pagelaran wayang Togog Mlaku Mundur, banyak yang kemudian bertanya-tanya bagaimana kelanjutannya? Apa tanda kembalinya kejayaan Indonesia?
Maka pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan bahwa kembalinya kejayaan Indonesia tidak begitu saja langsung terjadi. Sebagai Putro Romo tentunya kita tahu bahwa segala sesuatu itu harus melalui proses yang wajar dan alamiah. Dan pagelaran wayang Togog Mlaku Mundur adalah sebuah langkah awal.
Langkah awal yang didasari dengan keguyub-rukunan inilah yang harus dilanjutkan oleh seluruh Putro Romo agar dapat berperan serta dalam mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia.
Kalau kadhang2 yang menyaksikan wayangan lakon Togog Mlaku Mundur yang diwayangkan oleh kadhang Sudigno Dono Pranoto sebagai dalang di Sasana Hinggil Yogyakarta yang lalu, maka disana kita saksikan bahwa generasi Pandawa dan generasi Kurawa sudah tidak keluar, sudah habis disebabkan perang saudara yang berkepanjangan dan hebat yang disebut perang Barata Yuda. Perang besar yang berebut kekuasaan, berebut kekayaan, berebut benar, beradu kekuatan, kesaktian, kawaskitan yang pada akhirnya merugikan bahkan memusnahkan semuanya.
Jaman sudah berubah tinggalkan sifat-sifat buruk diatas, jalani hidup era baru, ciptakan kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian untuk semua, sukur kalau punya visi sebagai Putro Romo hidup tenteram di dunia mencapai kasampurnan jati pada saatnya.
Inti dalam pagelaran wayang tersebut diceritakan bahwa Kerajaan Sebrang selalu menemui kegagalan. Togog sebagai abdi di kerajaan sebrang sakit hati karena nasehatnya tidak pernah didengar oleh Raja Sebrang, bahkan selalu dihina oleh Raja Sebrang. Maka Togog yang marah lalu mengundurkan diri sebagai abdi dan meninggalkan kerajaan sebrang. Kepergian Togog membawa Bokor Kencono (lambang kejayaan) untuk dikembalikan kepada yang berhak. Menyadari keterbatasan dirinya untuk mencari siapa yang berhak maka Bokor Kencono diserahkan kepada Sang Hyang Tunggal (Tuhan YME). Dan oleh Sang Hyang Tunggal Bokor Kencono tersebut kemudian diserahkan kepada Semar yang menghadap Sang Hyang Tunggal. Oleh Semar kemudian Bokor Kencono tersebut diserahkan kepada yang berhak yaitu Parikesit. Seperti diketahui bahwa Parikesit adalah cucu Arjuna yang kemudian menjadi Raja Astina yang dapat mengembalikan kejayaan kerajaan Astina dan Amarta.
Saya minta warga Kapribaden siap menjadi Parikesit-Parikesit Kapribaden, Parikesit-Parikesit bangsa Indonesia yang mau mendengarkan dan mengikuti petunjuk Urip/Hidupnya, untuk berperan aktif dalam mengembalikan kejayaan bangsa Indonesia.
Para kadhang Kapribaden yang saya tresnani,
Pada peringatan sabdo guyub rukun kali ini saya tak ingin berpanjang lebar menceritakan sejarah adanya sabdo guyub rukun. Kepada pengurus saya persilahkan untuk mencari file dari tahun-tahun yang lalu atau boleh dibacakan lagi sambutan saya untuk peringatan sabdo guyub rukun tahun 2009, karena isinya masih sangat relevan untuk disampaikan terutama himbauan2 saya di paragraph terakhir.
Kepada seluruh Putro Romo terutama generasi muda, teruslah menimba ilmu pengetahuan dan tekunlah menjalani Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil (Laku Kapribaden), agar kelak menjadi Putro-Putro Romo yang dapat membangun kembali kejayaan bangsa Indonesia. Rahayu…Rahayu…Rahayu…
Jakarta, Desember 2011
Hartini Wahyono
-
- Posts: 7
- Joined: Wed Apr 30, 2008 10:18 pm
Re: Sabdo GUYUB RUKUN
Sebentar lagi juga Pengetan SABDHO GUYUB RUKUN, [25 Dsember 2013]