Turunnya Wahyu Panca Gaib

Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Forum rules
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Post Reply
retnogunawan
Posts: 10
Joined: Thu Sep 18, 2008 3:28 pm

Turunnya Wahyu Panca Gaib

Post by retnogunawan »

Rahayu para kadhang,
Masih dalam rangka peringatan turunnya wahyu Panca Gaib yang kita peringati setiap tanggal 13 malam 14 Nopember di purworejo, maka saya punya pengalaman yang sama setiap tahunnya sejak tahun 2000 dimana Paguyuban Penghayat Kapribaden mulai memperingati secara nasional di purworejo. Mengapa saya bilang pengalaman yang sama ? Karena memang setiap tahun saya selalu bertemu dengan orang yang berbeda tetapi dengan pertanyaan yang sama. Ada yang bertanya dengan baik-baik karena memang ingin tahu kebenarannya, tetapi ada juga yang dengan nada menyalahkan bahkan mengajak berdebat.

Yang dipertanyakan ataupun yang diperdebatkan adalah TANGGAL PERINGATAN turunnya wahyu dan NAMA/ISTILAH wahyu yang diterima oleh ROMO SEMONO. Menurut mereka yang mempertanyakan/memperdebatkan, peringatan turunnya wahyu adalah tanggal 14 malam 15 Nopember dan nama wahyu yang diterima oleh Romo Semono adalah wahyu Eko Buwono.
Bagi saya pribadi, sungguh agak menyedikan mengapa hal tersebut masih selalu dipersoalkan dan diperdepatkan, apalagi oleh para kadhang yang seharusnya justru lebih mengetahui karena katanya sudah menjadi Putro sejak tahun 1960-an.

Seperti diketahui bahwa Paguyuban Penghayat Kapribaden sejak awal berdirinya selalu memperingati turunnya wahyu Panca Gaib pada tanggal 13 malam 14 Nopember. Hal itu dasarnya adalah :

1. Sesuai yang disampaikan oleh Romo Semono bahwa beliau menerima wahyu pada PUKUL 18.05 HARI MINGGU LEGI MALAM SENEN PAHING DI BULAN NOPEMBER TAHUN 1955.

2. Meneruskan yang telah dilakukan oleh Romo Semono semasa masih hidup, yang selalu meperingati turunnya wahyu pada tanggal 13 malam 14 Nopember dengan pagelaran wayang kulit.

3. Di dalam kalender tahun 1955, dimana hari minggu legi di bulan Nopember adalah tanggal 13 dan senen pahing jatuh pada tanggal 14. Jadi apabila diperingati pada tanggal 14 malam 15 Nopember, maka justru tidak benar karena itu adalah hari Senin Pahing malam Selasa Pon.

4. Khususnya untuk sebutan bagi wahyu yang diterima oleh Romo Semono, maka Pinisepuh Kapribaden Dr. Wahyono Raharjo GSW, MBA yang bertanya kepada Romo Semono untuk menyebutnya sebagai WAHYU PANCA GAIB, yang ternyata disetujui oleh Romo.

So.....apakah masih ada yang meragukan tanggal dan nama/istilah peringatan turunnya Wahyu Panca Gaib ?
Ah...., kalau dipikir-pikir mengapa ya masih ada yang ingin selalu mempersoalkan TANGGAL DAN ISTILAH ? Memangnya TANGGAL dan ISTILAH itu bisa menjadikan kita MENCAPAI KASAMPURNAN...? Mendingan kan kita jalani saja dengan benar Laku Panca Gaib dan Laku Pangumbahing Raga agar jadi Putro yang tenteram hidupnya sehingga juga dapat menentramkan orang2 disekitarnya (minimal keluarga dan tetangganya).

Kalau tidak setuju dengan kebijakan Paguyuban Penghayat Kapribaden dan tidak mau kumpul/gabung ya sudah itu kan haknya (tapi lucu aja kalau dimana-mana mengaku orang Kapribaden). Tapi yang setuju dan mau kumpul/gabung di paguyuban ya syukur, karena itu berarti mengikuti sabdo Romo (sabdo Honocoroko yang diikuti dengan dawuh untuk membentuk paguyuban).
Yang penting masing-masing janganlah saling menjelekkan atau saling menjatuhkan, tetapi justru harus bisa menjunjung nama baik Romo Herucokro Semono dengan menjadi Putro yang bisa menjadi panutan bagi orang disekelilingnya (bukan hanya pinter crita teori laku).
Semakin banyak yang memperingati kan semakin baik, tidak perlu bersaing atau merasa tersaingi.

Demikian pengalaman saya, mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan.
Rahayu,
Retno Gunawan :)
Post Reply