Romo Herucokro Semono, selanjutnya memberikan Laku Kasampurnan ini, sesudah dinas. Berlangsung sampai tahun 1960, beliau menjalani masa pensiun sebagai Kapten Marinir.
Beliau lalu pulang ke Purworejo dan berdiam di Kalinongko dan Sewijan, Loano, Purworejo (2 rumah kediaman).
Setiap hari, beliau menerima kedatangan rata-rata 500 orang lebih.
Semua orang, pada waktu makan, diberi makan dan menginap dengan bebas mencari tempat untuk tidur di rumah beliau.
Tentunya berbagai keperluan orang yang datang, mulai dari meminta pengobatan penyakit yang dokter sudah tidak sanggup mengobati, dengan seketika sembuh, memohon restu untuk sesuatu, dan lain-lain. Tetapi tidak sedikit yang datang untuk mencoba memohon untuk bisa mengikuti laku kasampurnan (disebut mohon diperkenankan menjadi putro).
Berdatangan orang dari berbagai penjuru dunia, melalui berbagai sebab (jalaran) yang akhirnya menjadi putro.
Selama 25 tahun lebih (13 malem 14 November 1955 s/d 3 Maret 1981), Romo Semono melayani pagi, siang, sore, malam, dini hari, siapapun yang datang.
Semua yang datang diperlakukan 100% sama. Beliau tidak pernah memandang orang dari perbedaan apapun. Derajat, pangkat, kekayaan, kedudukan sosial, suku, bangsa, semua diperlakukan 100% sama.
Kalau beliau sedang memberikan petuah (“wulang-wuruk”), setiap orang mendengar menurut bahasanya sendiri sendiri. Yang orang Jerman mendengar belia berbicara bahasa Jerman, yang orang Inggris mendengat beliau berbahasa Inggris, sedangkan penulis mendengar beliau berbahasa Jawa.
Romo Semono, setiap harinya, makan dua kali, tetapi tiap kali makan, hanya satu sendok. Tidurnya, hampir tidak pernah. Hampir tidak pernah mandi, tetapi selain tidak berbau badan beliau, juga tidak ada daki (kotoran) di kulit beliau. Tubuh tetap sehat, gagah, tinggi besar.
Hal-hal luar biasa, atau mujijat yang beliau tunjukkan, kalau ditulis semua akan menjadi satu buku sendiri.
Beberapa contoh saja, misalnya sekitar tahun 1960, beliau naik sepeda motor militer, diatas laut Jawa, menyeberang ke Madura. Kalau dengan mengemudikan mobil, tangan dan kaki beliau dilepas, dan mobil di komando dengan ucapan. Beberapa kali orang menyaksikan beliau menghidupkan orang, yang telah dinyatakan mati oleh dokter, dan siap dikubur. Beliau sering berada di beberapa tempat pada saat yang sama, dan di tiap tempat beliau makan minum seperti biasa.
Setiap kali, sekalipun dihadapkan beliau menghadap ratusan orang, beliau bercerita dan setelah selesai bercerita, ternyata semua pertanyaan dan persoalan yang ada di benak yang hadir sudah terjawab semua.
|