‘ngestokake’ perintah ‘rasa’
Dikirim oleh: S. Susalit Prasetyo Hutomo (Salatiga, Indonesia), 14 Nov. 2006
Rahayu,
Pengalaman ini aku alami selesai mengikuti acara “Peringatan 51 tahun Tumurunnya Wahyu Panca Gaib di Purworejo”, jadi masih hangat di pikiranku.
Pagi 14 Nov. ’06 setelah acara wayangan selesai (sekitar jam 03.30 WIB.) dan membantu membereskan kursi dan melepas spanduk, menurut ‘karep’ ingin kangsung pulang (jam 04.30 WIB.), namun baru terlaksana jam 05.30 WIB.
Setelah pamit panitia aku pulang menuju Salatiga.
Namun sekitar 10 km perjalanan, ‘rasa’ aku menyuruh berhenti, aku turuti, vespa sprint ’78 kesayangan aku parkir. Terus ‘nyut’ lagi, ‘rasa’ menyuruh aku untuk memeriksa roda depan, aku turuti lagi.
Sempat aku bengong kok seperti ini, ternyata tutup as roda depan lepas, ‘pantek’ as-nya jaga lepas, murnya sudah mau lepas.
Aku hanya sempat berucap dalam hati: “Matur nuwun RAMA, Paduka tansah paring pangayoman ugi keslametan dumateng putra”.
Kemudian sambil memperbaiki roda depan, aku masih berpikir, kok bisa lepas tutup asnya, padahal 12 tahun aku pakai belum pernah lepas terlebih tutupnya sangat ngepres, tidak longgar, untuk membukanya aja perlu obeng untuk mengungkitnya?
Lalu apa jadinya kalau aku ‘ndableg’ tidak ‘ngestokake’ perintah ‘rasa’ tadi?
Itulah para kadangku kinasih pangalaman yang baru saja aku alami.
Teguh, Rahayu, Slamet.
Rahayu. |