Mengapa Makam Romo Semono Pintunya Dikunci?

Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Forum rules
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Post Reply
ssuhartono
Posts: 71
Joined: Mon Apr 14, 2008 5:08 pm

Mengapa Makam Romo Semono Pintunya Dikunci?

Post by ssuhartono »

Salam Rahayu,

Makam Romo Semono berada di dalam pendopo yang megah, design arsitek gaya joglo nan anggun, keempat tiang utamanya kayu jati berukuran besar dengan sedikit ornament ukir sehingga menambah kesan mewah disamping kokoh, seluruh dinding dan pintunya kaca tebal dengan frame kayu jati jawa dengan finishing lux. Lantainya marmer sehingga menambah dingin alami siapapun yang sujud manembah di dalamnya. Atapnya genteng keramik berwarna hijau dengan mahkota pada puncaknya membuat nuansa sejuk walaupun matahari sedang berada tepat diatasnya.

Makam Romo Semono berada di atas bukit, Kel. Kalinongko, Kec. Loano, Kab. Purworejo, Jateng, dikelilingi taman yang indah dan selalu terawat sehingga terkesan bersih dan nyaman bagi yang duduk menikmatinya sambil mengantri masuk ke dalam pendopo untuk bersujud.
Bersujud di makam Romo Semono lebih hening sehingga merasa lebih dekat dengan Gusti Ingkang Moho Suci, Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu yang berziarah ke makam Romo Semono bukan hanya Putro-Putro Romo tetapi juga orang-orang berbagai keyakinan seperti Islam, Katolik, Hindu, Budha dll.

Makam Romo Semono tersebut dibangun oleh Putro-Putro Romo yaitu Orang-orang yang menjalani laku Panca Gaib yang disebar luaskan oleh Romo Semono semasa hidupnya, sebagai rasa sukur dan terimakasih kepada beliau.
Jadi yang membangun adalah sangat banyak orang, ada yang menyumbang keahliannya sebagai arsitek, ada yang menyumbang ketrampilannya sebagai tukang batu, tukang kayu, tenaga kasarnya, konsumsinya, ada yang menyumbang material serta dana sesuai rasanya untuk dikumpulkan. Tentu saja pembangunannya memakan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan.

Lebih dari 20 tahun makam Romo Semono setiap saat terbuka untuk umum, menjadi milik umum, menjadi sarana mendekatkan diri kepada Moho Suci, Tuhan Yang Maha Esa siapapun yang datang berziarah.

Belakangan ini makam Romo Semono dikunci oleh seorang yang mengaku anak angkatnya Romo Semono, ahli warisnya Romo Semono. Kita semua tahu memang Romo Semono tidak memiliki anak kandung.

Setiap orang yang datang berziarah bertanya-tanya mengapa pintu pendopo makam Romo Semono dikunci? Siapa yang mengunci? Sampai kapan dikunci tanpa ada penjelasan resmi, mereka merasa kecewa, mereka merasa tidak nyaman, tetapi tidak ada yang merasa berhak protes karena tidak merasa membangun karena sebagian besar yang turut membangun mungkin sudah meninggal atau sudah jompo.
Apakah karena warga Kapribaden senantiasa belajar sabar, narimo, ngalah sehingga tidak protes sekalipun menghadapi ketidak nyamanan? Atau semua menyerahkan kepada Moho Suci untuk menyelesaikan?

Apakah ada kadhang yang bisa memberikan penjelasan sebenarnya apa yang terjadi? Semoga makam Romo Semono secepatnya dibuka untuk umum seperti semula.

Salam Rahayu
Suprih Suhartono
ssuhartono
Posts: 71
Joined: Mon Apr 14, 2008 5:08 pm

Re: Mengapa Makam Romo Semono Pintunya Dikunci?

Post by ssuhartono »

Malam Senin Pahing Makam Romo Semono tidak dikunci.

Pada Tanggal 20 September 2009 lalu bertepatan hari malem Senin Pahing, saya sekeluarga niatnya mengikuti sarasehan Senin Pahingan dengan kadhang2 Purworejo dan sekitarnya di Pendopo Kapribaden. Kami ( saya, istri dan ketiga anak saya) berangkat dari Jakarta sekitar pukul 05.00 lewat jalur selatan sambil berwisata menikmati jalan yang berkelok-kelok, naik-turun dan pemandangan gunung yang indah, melewati Bandung - Garut - Ciamis – Wangon - Kebumen – Kutoarjo - Purworejo. Tepat pukul 16.00 kami baru sampai di Kutoarjo, kebiasaan Putro Romo di Jakarta membuka Senin Pahingan tepat pukul 16.00 bertepatan dengan pergantian hari menurut hitungan Jawa. Saat itu juga kami minggir di tempat yang aman untuk sujud membuka Senin Pahingan, setelah selesai sujud kamipun melanjutkan perjalanan.

Kira2 pukul 17.00 kami sampai di Pendopo Kapribaden, di sana sudah ada kadhang2 dengan tujuan yang sama yaitu Sarasehan Senin Pahingan. Sedang asiknya gosok-ginosok Bony anak saya berbisik-bisik mengingatkan : “ Beh, kita sujud di makam Romo Semono dalu, udah jam 20.00 ”.
Kalau ketemu kadhang dan gosok-ginosok memang bisa lupa waktu, saat itu juga kami pamitan kepada Pak Subagiyo ketua Kapribaden Purworejo dan kadhang2 lainnya, untuk meninggalkan tempat sarasehan.

Sampai di Pendopo Makam Romo Semono kami disambut petugas makam Romo Semono dengan begitu ramah, disamping dia menyebut nama saya dia mengatakan, “ Pintu makam Romo Semono tidak dikunci kalau hari Senin Pahing ”. Saya Tanya : “ Jam berapa tadi dibuka ? Dia menjawab , “ Jam 6. sore tadi sampai besok pagi buka terus kalau hari Senin Pahing”.

Bagi saya dan banyak warga Kapribaden lainnya, sujud di dalam maupun di luar Pendopo Makam Romo Semono, di rumah atau dimanapun berada sama saja, sama-sama hening dan merasa dekat dengan Moho Suci. Tetapi banyak orang yang merasa kecewa kalau sudah datang jauh-jauh tidak bisa masuk ke Pendopo Makam Romo Semono.

Setelah selesai sujud saya melihat ke sekeliling, memperhatikan kesana kemari kadhang2 yang berziarah hari itu tidak sebanyak Senin Pahingan biasanya, saya baru ingat karena bertepatan dengan malam takbir.

Salam Rahayu.
Suprih Suhartono.
Post Reply