GUMELARE PUTRO ROMO HERUCOKRO SEMONO
Forum rules
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
Forum sebagai salah satu sarana Gosok Ginosok yang dilandasi semangat dalam menjalani Laku Kapribaden "Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil".
-
retnogunawan
- Posts: 10
- Joined: Thu Sep 18, 2008 3:28 pm
GUMELARE PUTRO ROMO HERUCOKRO SEMONO
Kadhang2 yang saya tresnani,
Peringatan Turunnya Wahyu Panca Gaib yang ke 53 telah sebulan berlalu, tapi kenangannya belum hilang dari benak saya.
Rombongan kami termasuk kloter pertama dari jakarta yang mendarat ke purworejo karena berangkat tgl 10 Nopember 2008.
Rombongan pertama ini berangkat lebih awal karena pada peringatan kali ini akan ada bazaar yang diwakili oleh masing2 propinsi.
Jadi untuk menyiapkan tempat bazaar, maka rombongan pertama ini adalah para pemuda seperti Wigra, Yogi, Andri, Joko Sukisno, Arwan, Jumai dan Damusi.
Sedangkan saya dan Ibu Nunuk sebagai supervisornya...he..he...
Namun apa yang kami temukan ketika sampai di lokasi .....
Kebahagian dan keharuanlah yang menyeruak seluruh relung hati ini...
Kebahagiaan karena dihadapan saya terhampar tanah Kapribaden seluas sekitar 7000 m2 !!!!
Dan ada sebagian tanah yang sudah ditinggikan yang kelak akan dibangun sebuah pendopo berukuran sekitar 600 m2....
Keharuan karena ketika saya mendekat...... ternyata disana saya temukan wajah-wajah lelah tapi penuh semangat !!!
Mas Bagiyo yang ketua Kapribaden Purworejo menyambut kami dengan senyum yang melegakan padahal matanya sudah bukan merah lagi tapi sudah coklat karena 2 minggu terakhir mondar-mandir semarang (tempat kerjanya) - purworejo untuk menyiapkan lokasi.
Bagaimana tidak terharu melihat kadhang-kadhang dari Jawa Tengah dan Yogyakarta bergotong-royong dengan tubuh penuh lumpur karena hujan yang turun setiap hari membuat lokasi sudah seperti sawah !
Untung kadhang2 di muntilan siap mengirim batu-batu untuk mengeraskan tanah becek yang bisa menenggelamkan kaki kita sampai setengah betis ! Tapi dengan optimisnya Mas Bagiyo dan Mas Gunawan (Ketua Jateng) meyakinkan bahwa pada saat acara nanti lokasi acara sudah siap.
Selesai melihat lokasi wayangan, kamipun diajak menuju ke lokasi yang akan dipakai untuk bazaar. Wuih...setali tiga uang.... karena lokasi adalah sebidang tanah becek yang telah ditutup tenda. Tapi kami tidak mungkin mengeluh dong setelah melihat semangat kadhang2 jateng dan yogya yang sudah beberapa hari menyiapkan lokasi wayangan seluas 2000 m2, masa kita patah semangat hanya untuk tempat bazaar seluas 25 m2 ....he..he..he..
Tapi bisa dibayangkanlah kalau pemuda yang biasa kerja di depan komputer lalu harus pegang pacul untuk meratakan tanah, menggergaji bambu untuk membuat dekorasi, naik-naik tangga untuk memasang terpal supaya tidak tampias, sambil kehujanan dan kepanasan silih berganti.
Dan setelah 2 hari akhirnya selesailah tempat bazaar bagi Pusat & DKI Jakarta. Saluuuuuut buat Pemuda !!!!
Sampailah kita di tanggal 13 Nopember 2008, dimana rangkaian acara peringatan dimulai sejak jam 11 pagi dengan rapat pengurus se Indonesia yang dilanjutkan dengan sarasehan warga bersama pinisepuh pada siang harinya. Ternyata keteguhan para Putro masih diuji karena jam 3 siang hujan turun dengan lebatnya, padahal masih ada acara detik2 turunnya wahyu pada jam 6.05 sore dan puncak acara jam 7 malam.
Akhirnya Ibu Wahyono sebagai pinisepuh mengajak para kadhang untuk Kunci Mijil bersama agar hujan tidak mengganggu rencana peringatan yang sudah kita siapkan (bukan memberhentikan hujan).
Ternyata jam 4 sore ROMO memberhentikan hujan sehingga puncak acara berlangsung dengan lancar.
Puncak acara peringatan kali ini sangat istimewa karena dihadiri para Putro ROMO yang jumlahnya melebihi tahun2 sebelumnya memenuhi tenda ukuran 600 m2 dan jugadihadiri oleh Bapak Bupati Purworejo dan Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Untuk diketahui bahwa Bapak bupati ini telah 3 kali mengahadiri acara nopemberan yang kita adakan lho. Sekali pada tahun 2003 ketika pertama kali kita mengadakan peringatan di tanah kapribaden dan belaiau masih menjabat sebagai wakil bupati. Kemudian pada tahun 2007 lalu dan tahun 2008 ini.
Sedangkan Bapak Direktur Kepercayaan memang baru sekali ini kita undang ke Loano. Dan yang mengesankan adalah sambutannya yang menyemangati para kadhang agar berani menyatakan diri sebagai penghayat kepercayaan dan meminta Bupati agar memfasilitasi dan melindungi penghayat kepercayaan.
Ibu Wahyono sebagai Pinisepuh dalam sambutannya meminta para Putro Romo Herucokro Semono agar terus berusaha mewujudkan kekudhangan Romo Herucokro Semono dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu beliau menyampaikan bahwa lakon dari pagelaran wayang kulit malam itu adalah 'GUMELARE PANDAWA"
Dan ternyata Ki Dalang Suparmanto dari Nganjuk yang juga Putro ROMO dapat memagelarkan wayang dengan bagus sekali, sehingga sampai akhir pagelaran sekitar 60 % dari yang hadir masih betah menyaksikan, padahal pada tahun2 lalu mungkin tinggal 30 % yang menyaksikan sampai akhir.
Demikianlah kebahagian dan keharuan yang saya alami pada peringatan turunnnya Wahyu Panca Gaib ke 53 sebulan lalu.
Lakon wayang kulit "GUMELARE PANDAWA" rasanya pas sekali dengan yang saya saksikan selama di Purworejo, dimana para Putro ROMO dengan semangat tanpa pamrih "nguri-uri" paringan dan wulang-wuruk ROMO. Itu bisa saya lihat dan rasakan sampai ke lubuk hati saya yang paling dalam !!!!!
Padahal sejak Bp. Dr.Wahyono Raharjo meninggal dunia, banyak Putro yang pesimis dengan kelangsungan paguyuban. Bahkan ada yang mengatakan Kapribaden
akan "cuthel" kalau tidak ada Bp. Wahyono. Tapi untunglah ternyata lebih banyak yang optimis melestarikan Paguyuban Penghayat Kapribaden dan Panca Gaib daripada yang pesimis.
Maka bagi saya peringatan kemarin itu adalah sebagai GUMELARE PUTRO PUTRO ROMO HERUCOKRO SEMONO.
Ini semua tentu karena kehendak ROMO GUSTI INGKANG MOHO SUCI.
Salam kasih dan rahayu,
Retno Gunawan
Peringatan Turunnya Wahyu Panca Gaib yang ke 53 telah sebulan berlalu, tapi kenangannya belum hilang dari benak saya.
Rombongan kami termasuk kloter pertama dari jakarta yang mendarat ke purworejo karena berangkat tgl 10 Nopember 2008.
Rombongan pertama ini berangkat lebih awal karena pada peringatan kali ini akan ada bazaar yang diwakili oleh masing2 propinsi.
Jadi untuk menyiapkan tempat bazaar, maka rombongan pertama ini adalah para pemuda seperti Wigra, Yogi, Andri, Joko Sukisno, Arwan, Jumai dan Damusi.
Sedangkan saya dan Ibu Nunuk sebagai supervisornya...he..he...
Namun apa yang kami temukan ketika sampai di lokasi .....
Kebahagian dan keharuanlah yang menyeruak seluruh relung hati ini...
Kebahagiaan karena dihadapan saya terhampar tanah Kapribaden seluas sekitar 7000 m2 !!!!
Dan ada sebagian tanah yang sudah ditinggikan yang kelak akan dibangun sebuah pendopo berukuran sekitar 600 m2....
Keharuan karena ketika saya mendekat...... ternyata disana saya temukan wajah-wajah lelah tapi penuh semangat !!!
Mas Bagiyo yang ketua Kapribaden Purworejo menyambut kami dengan senyum yang melegakan padahal matanya sudah bukan merah lagi tapi sudah coklat karena 2 minggu terakhir mondar-mandir semarang (tempat kerjanya) - purworejo untuk menyiapkan lokasi.
Bagaimana tidak terharu melihat kadhang-kadhang dari Jawa Tengah dan Yogyakarta bergotong-royong dengan tubuh penuh lumpur karena hujan yang turun setiap hari membuat lokasi sudah seperti sawah !
Untung kadhang2 di muntilan siap mengirim batu-batu untuk mengeraskan tanah becek yang bisa menenggelamkan kaki kita sampai setengah betis ! Tapi dengan optimisnya Mas Bagiyo dan Mas Gunawan (Ketua Jateng) meyakinkan bahwa pada saat acara nanti lokasi acara sudah siap.
Selesai melihat lokasi wayangan, kamipun diajak menuju ke lokasi yang akan dipakai untuk bazaar. Wuih...setali tiga uang.... karena lokasi adalah sebidang tanah becek yang telah ditutup tenda. Tapi kami tidak mungkin mengeluh dong setelah melihat semangat kadhang2 jateng dan yogya yang sudah beberapa hari menyiapkan lokasi wayangan seluas 2000 m2, masa kita patah semangat hanya untuk tempat bazaar seluas 25 m2 ....he..he..he..
Tapi bisa dibayangkanlah kalau pemuda yang biasa kerja di depan komputer lalu harus pegang pacul untuk meratakan tanah, menggergaji bambu untuk membuat dekorasi, naik-naik tangga untuk memasang terpal supaya tidak tampias, sambil kehujanan dan kepanasan silih berganti.
Dan setelah 2 hari akhirnya selesailah tempat bazaar bagi Pusat & DKI Jakarta. Saluuuuuut buat Pemuda !!!!
Sampailah kita di tanggal 13 Nopember 2008, dimana rangkaian acara peringatan dimulai sejak jam 11 pagi dengan rapat pengurus se Indonesia yang dilanjutkan dengan sarasehan warga bersama pinisepuh pada siang harinya. Ternyata keteguhan para Putro masih diuji karena jam 3 siang hujan turun dengan lebatnya, padahal masih ada acara detik2 turunnya wahyu pada jam 6.05 sore dan puncak acara jam 7 malam.
Akhirnya Ibu Wahyono sebagai pinisepuh mengajak para kadhang untuk Kunci Mijil bersama agar hujan tidak mengganggu rencana peringatan yang sudah kita siapkan (bukan memberhentikan hujan).
Ternyata jam 4 sore ROMO memberhentikan hujan sehingga puncak acara berlangsung dengan lancar.
Puncak acara peringatan kali ini sangat istimewa karena dihadiri para Putro ROMO yang jumlahnya melebihi tahun2 sebelumnya memenuhi tenda ukuran 600 m2 dan jugadihadiri oleh Bapak Bupati Purworejo dan Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Untuk diketahui bahwa Bapak bupati ini telah 3 kali mengahadiri acara nopemberan yang kita adakan lho. Sekali pada tahun 2003 ketika pertama kali kita mengadakan peringatan di tanah kapribaden dan belaiau masih menjabat sebagai wakil bupati. Kemudian pada tahun 2007 lalu dan tahun 2008 ini.
Sedangkan Bapak Direktur Kepercayaan memang baru sekali ini kita undang ke Loano. Dan yang mengesankan adalah sambutannya yang menyemangati para kadhang agar berani menyatakan diri sebagai penghayat kepercayaan dan meminta Bupati agar memfasilitasi dan melindungi penghayat kepercayaan.
Ibu Wahyono sebagai Pinisepuh dalam sambutannya meminta para Putro Romo Herucokro Semono agar terus berusaha mewujudkan kekudhangan Romo Herucokro Semono dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu beliau menyampaikan bahwa lakon dari pagelaran wayang kulit malam itu adalah 'GUMELARE PANDAWA"
Dan ternyata Ki Dalang Suparmanto dari Nganjuk yang juga Putro ROMO dapat memagelarkan wayang dengan bagus sekali, sehingga sampai akhir pagelaran sekitar 60 % dari yang hadir masih betah menyaksikan, padahal pada tahun2 lalu mungkin tinggal 30 % yang menyaksikan sampai akhir.
Demikianlah kebahagian dan keharuan yang saya alami pada peringatan turunnnya Wahyu Panca Gaib ke 53 sebulan lalu.
Lakon wayang kulit "GUMELARE PANDAWA" rasanya pas sekali dengan yang saya saksikan selama di Purworejo, dimana para Putro ROMO dengan semangat tanpa pamrih "nguri-uri" paringan dan wulang-wuruk ROMO. Itu bisa saya lihat dan rasakan sampai ke lubuk hati saya yang paling dalam !!!!!
Padahal sejak Bp. Dr.Wahyono Raharjo meninggal dunia, banyak Putro yang pesimis dengan kelangsungan paguyuban. Bahkan ada yang mengatakan Kapribaden
akan "cuthel" kalau tidak ada Bp. Wahyono. Tapi untunglah ternyata lebih banyak yang optimis melestarikan Paguyuban Penghayat Kapribaden dan Panca Gaib daripada yang pesimis.
Maka bagi saya peringatan kemarin itu adalah sebagai GUMELARE PUTRO PUTRO ROMO HERUCOKRO SEMONO.
Ini semua tentu karena kehendak ROMO GUSTI INGKANG MOHO SUCI.
Salam kasih dan rahayu,
Retno Gunawan
Re: GUMELARE PUTRO ROMO HERUCOKRO SEMONO
Rahayu Tante Retno,
Saya yang di Amerika jadi tersentuh dan ikut bangga sekali membaca paparan acara Novemberan di Purworejo, terimakasih sudah mau menceritakannya. Saya yakin para kadhang lain yang membaca bisa merasakan aura optimis dari tulisan tante ini dan ikut menjadi optimis dari yang mungkin tadinya pesimis. Saya pun yang saat peringatan Novemberan bisa chatting dengan Yogi (saat dia sedang di Bazaar) bisa merasakan betapa walau pasti capek dan lelah mempersiapkan tapi bahagia dan bangga sekali karena acara nya sukses dan meriah. Salut untuk para pemuda!... Nanti ya kalau aku balik ke Indonesia lagi pas waktunya baru ikut terlibat secara aktif lagi huehehe....Ok, tetap semangat!
Rahayu,
Liswari
Saya yang di Amerika jadi tersentuh dan ikut bangga sekali membaca paparan acara Novemberan di Purworejo, terimakasih sudah mau menceritakannya. Saya yakin para kadhang lain yang membaca bisa merasakan aura optimis dari tulisan tante ini dan ikut menjadi optimis dari yang mungkin tadinya pesimis. Saya pun yang saat peringatan Novemberan bisa chatting dengan Yogi (saat dia sedang di Bazaar) bisa merasakan betapa walau pasti capek dan lelah mempersiapkan tapi bahagia dan bangga sekali karena acara nya sukses dan meriah. Salut untuk para pemuda!... Nanti ya kalau aku balik ke Indonesia lagi pas waktunya baru ikut terlibat secara aktif lagi huehehe....Ok, tetap semangat!
Rahayu,
Liswari
-
Ida Bagus 7
- Posts: 8
- Joined: Fri May 22, 2009 1:53 pm
Re: GUMELARE PUTRO ROMO HERUCOKRO SEMONO
Para Kadang Terhormat,
Maju Terus dan selalu Eling.....lan Waspada...saya ada di Bali dan selalu memantau kegiatan para kadang negeri ini dengna kegiatan gelar nya masing masing.
kemarin sempat ada kadang dari Jawa dan selama seminggu kita asyik membangun semangat kekadangan..mudah mudahan di ijinkan ROMO saya akan datang langsung ke purworejo.
dari kadang Bali
081558921317
RAHAYU
Maju Terus dan selalu Eling.....lan Waspada...saya ada di Bali dan selalu memantau kegiatan para kadang negeri ini dengna kegiatan gelar nya masing masing.
kemarin sempat ada kadang dari Jawa dan selama seminggu kita asyik membangun semangat kekadangan..mudah mudahan di ijinkan ROMO saya akan datang langsung ke purworejo.
dari kadang Bali
081558921317
RAHAYU